Untukmu Dasi Merah Berpeci









Kopi cangkir, tampil apa adanya tanpa ada dusta dan pemanis mulutmu.
Warna yang memikat untuk membuatmu tertarik.
Membuat candu orang yang menghirupnya, khas tanpa parfum jalangmu.
Tak apa kubiarkan kopi cangkir ini dingin karena ada alasan agar aku memelukmu.

Kunikmati kopi cangkir dengan melihat skenario dramamu.
kau tabur janji keseluruh penjuru.
Berhasil membuatku bergelayut mesra pada janji manis kekuasaan yang pada akirnya membunuhku. 
Pahit bagi  mereka yang berharap pada janjimu,   tak seperti kopi cangkir yang menyajikan kejujuran.

Lagi-lagi aku mencium bau khas darimu, awak media menunjukkan aroma amismu. Jujur kopi cangkir pecah, tak apa masih ada mentari untuk mendoakanmu.
Terlanjur jenuh, semua terasa kosong.
Hambar janjimu, terhimpit angin sunyi daun gugur terhempas menjadi sampah.
Kopi cangkir bernostalgia soalah tangguh walau rapuh.

Ketika kopi cangkir tertuang dan rindu berjuang menjulang tinggi.
Ketika penghalang terbebas hukum ditebas.
Inginku menyusun kopi cangkir yang pecah yang terluka
Agar kau sadar kurela terluka untuk ada disisimu.
  















Comments

Post a Comment

Popular Posts