
Wejangan
dari jaman ke jaman “Jer Basuki Mawa Beya”?Pepatah itu sudah tidak asing lagi
di telinga kita. Pepatah agung itu memang sudah diakui kebenarannya.
Jer
Basuki Mawa Beya sering dimaknai “untuk mencapai kebahagiaan diperlukan
pengorbanan(Tidak gratis)”. Meskipun dalam pepatah itu digunakan adalah kata “beya”
yang berarti “biaya” dan identik dengan uang, namun sejatinya maknanya bukan
sesempit itu saja.
Biaya di
sini bisa kita maknai sebagai sesuatu yang harus dibayarkan
DENGAN,USAHA,DOA.KERJA KERAS,untuk mencapai sebuah kebahagiaan. Sesuatu itu
dapat berupa pikiran, tenaga, waktu, uang, dan pengobanan lainnya.
Dari situ
sudah jelas bisa dilihat bahwa memang untuk mencapai kebahagiaan itu memerlukan
pengorbanan. Kita ingat saja cerita orang-orang yang sukses, pasti mereka
selalu mengatakan bahwa untuk mencapai itu, kita harus kerja keras.
Kebahagiaan
juga membutuhkan pengorbanan berupa pikiran. Bahkan pikiran itu bisa jadi
faktor besar penentu kebahagiaan. Bukan hanya sekadar berpikir saat bekerja
hingga menghasilkan kesuksesan dan bahagia, tapi lebih dari itu. Pikiran yang
tenang membantu kita untuk merasakan kebahagiaan, dan terkadang untuk menuju
bahagian, kita juga perlu berpikir.
Meski
sejuta orang sering berkata bahagia itu sederhana, namun faktanya bahagia itu
memang harus kita ciptakan!
Sederhananya
saja, kita tentu memiliki mimpi di hidup ini, mimpi itu merupakan bagian dari
kebahagiaan kita, untuk itu kita harus meraihnya. Untuk meraih mimpi, butuh
pengorbanan juga, kan?
Contoh
konkrit dan simple nya begini, di era digital ini tentu kita akrab dengan yang
namanya handphone, smartphone, dan lain sebagainya.
Itu
memudahkan kita untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain yang mungkin saja
jauh dari kita. Bisa saja itu orang tua, keluarga, teman, atau mungkin kekasih.
Untuk dapat berkomunikasi dengan mereka yang bisa membuatmu bahagia juga butuh
pulsa atau kuota, bukan?
Bahkan
untuk menyenangkan hati doi kita juga butuh pengorbanan.Mengorbankan waktu dan
tenaga untuk menemani dia belanja atau jalan-jalan. Mengorbankan uang juga
untuk membelikannya bunga atau es krim. Untuk apa? Hanya untuk mencapai kata
kebahagaiaan.
tidak
diragukan lagi, leluhur kita memang sudah sangat tepat menghadirkan WEJANGAN ini
di hidup kita. Setidaknya itu bisa menjadi pengingat sekaligus penyemangat
untuk kita dalam meraih kebahagiaan. Dalam hal apapun itu
Comments
Post a Comment